De’Leuit, Bogor

Pada hari Minggu 12 April, pagi2 sekali kakakku menelpon mengajakku bersama kedua orang tua untuk bertamasya (aduhh bahasanya) ke Warso Farm, di Desa Cihideung, Kec Cijeruk, Bogor. Kalau belum tahu Warson Farm adalah agrowisata jenis durian, katanya disana duriannya uenak2. kenapa katanya ? lha wong belum pernah nyoba toh..

Berangkat dari rumah jam 8 pagi, lalu jemput Ortu dan Kakakku di Cibubur. Kakakku yang sedang gandrung FB dari hari Sabtu sudah memasang status mau ke durian warso. Tapi ada gunanya juga ternyata banyak comment yang masuk, yang salah satunya menyarankan untuk reserve dulu. Lalu diberikan no telp Manager namanya Buyung kalau gak salah. Memasuki daerah Sentul, langsung kita coba telepon nak Buyung.

“Halo ” blah blah begitulah kira2.. dan “Hah..sudah tidak ada duren”

“Cuman dua kok”… *** maklum isi mobil sudah terikat perjanjian dengan jurangan cholesterol ***

Ternyata walau hari Sabtu pun, telepon itu duren sudah habis, jadi harus seminggu sebelumnya… Terus kemana dong pergi, ke Warso Farm kalau gak makan duren…sama aja ke kolam renang pake tuxedo ** gak nyambung ya ..** Akhirnya jalan terus menuju Lido, katanya ada restourant apung.. sampai sana jadi ragu juga, kok kurang meyakinkan. Selain tempatnya yang turun curam, selain itu kalau mau menggunakan rakit (makan sambil jalan2) maka harus bayar 200rb.

Akhirnya (dua kali tertulis) jalan balik ke Bogor aja cari makan di Bogor, tujuan utama Resto Kintamani jL, Pajajaran. Masuk jalan raya tajur ke jalan Pajajaran, resto Kintamani ada disebelah kanan, setelah putar balik kita lewat. Ternyata ada yang mencurigakan kelihatannya ini resto western food, sedang ortu yang laki is penggila makanan sunda atau paling tidak chinese food. Maju dikit ada resto De’Leuit Sensasi Nasi Jambal.

Resto tersebut berdesain minimalis dengan tempat parkir bersambunga dengan Factory Outlet Roemah Gaya bukan Mati Gaya. Masuk ke dalam ada anak tangga yang diatasnya disebelah kiri dijual barang2 kerajinan dan disebelah kanan ada sofa rotan, Lalu melangkah lagi kedalam ada tanggakan mengarah kekiri, dan ketika menengok kekiri ada balkon tempat bersantap dengan view ke arah jalan. ke kanan sebuah ruang kosong tempat dapur, toilet dan tempat simpang siur para pelayan resto tersebut, Masuk lagi ada beberapa tempat lesehan khas resto Sunda, dan kita memilih tempat lesehan sedikit ke atas. Ada playground disebelah kiri jalan, tempat para balita bermain2. yang Gede juga boleh main tidak dilarang, hanya gak tahu malu..kekekek

deleuit

Aku memesan nasi jambal yang merupakan makanan favoritenya paket seharga Rp. 26.000/porsi. Paketnya terdiri dari oncom, tahu goreng (yun-yi kali soalnya padet lembut), perkedel jagung dan lalap+sambel, untuk lauk utamanya diberi pilihan Ayam/Empal/Ikan Balita, karena di Bogor ini yang aneh ikan balita maka kuputuskan saja cintamu..eh kuputuskan ikan balita. Makanannya disajikan cukup cepat sekitar 5 menit lah setelah order diberikan, mungkin mereka memang sudah pre-cooking tinggal dipanaskan. Nasinya sendiri berwarna kemerah2an, begitu disuap..oh rasakan sensasinya..TOP Markotop. Nasi lemak tapi ada rasa2 jambalnya, ditambah lagi ada potongan kecil pete… hu hu.. coba bayangkan.. Sebenarnya ada 3 jenis paket yang lain nasi timbel kasohor dan lupa lagi. Tapi kalau mampir ke

nasi-jambal-balita

Bogor, boleh coba deh nasi jambalnya..

Nb: gambar diambil dari http://www.banyumurti.net.. ma’af pak saya perlu gambarnya